Mengejar Asa
"Universitas Adab"
Kenapa Harus Mahad Alimarat ?
Assalammu'alaikum wr.wb.
hai.. pekenalkan saya nafisha Addien, biasa dipanggil Dien. di awal tahun ini tepatnya ditahun 2020 ini saya mencoba membuka lembaran baru, dengan mencoba mengasah kemampuan dalam segi menulis. oh iya ini blog pertama saya lho hhe. sebenarnya saya kurang suka menulis sih.. dan kurang PD juga :D.. tapi ntahlah.. gak tau kenapa kali ini saya sedang tertarik buat tekunin potensi menulis ini.. dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi yang lainnya juga dari apa yang saya tulis.
so, ini kisah ku! :)
-
-
bermula dari saya yang masih duduk dibangku Madrasah Aliah (MA), saya selalu berangan-angan dan bertekad bahwa setelah lulus dari MA, saya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau lebih tepatnya ingin ke sekolah tinggi agama islam persatuan islam (STAIPI) dan mengambil jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
-
Selain itu saya selalu berangan-angan setelah berhasil masuk kuliah disana, saya ingin menjadi mahasiswi yang aktif di semua kegiatan kampus atau bisa dibilang ingin jadi aktivis kampus, soalnya saya tidak mau hanya sekedar menjadi mahasiswi kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang) begitulah kata orang hehe
-
Saya berharap bisa menjadi mahasiswi yang aktif dikelas saat belajar, aktif terjun ke masyarakat, bisa bermanfaat bagi sesama terutama bagi agama dan negara. Itulah harapan-harapan yang ada di benak saya saat itu, karena ketika masih dibangku MA, bisa dibilang saya tipe pribadi yang introvert, yang tidak mempunyai keberanian bahkan untuk sekedar mengacungkan tangan untuk bertanya kepada gurupun saya tidak berani. :( Maka dari itu saya selalu berharap semoga ketika sudah di bangku kuliah saya bisa merubah pribadi saya (tentunya menjadi lebih baik lagi).
-
Selain saya tidak punya keberanian di kelas, saya juga pemalas, :'(:'( penyakit malas (tapi bukan malas dalam segala hal yaa hehe). rasa malas yang selalu menghampiri, wajar sih malas itu fitrahya manusia tapi ketika kita tak pandai mengolah rasa fitrah itu, bisa jadi kita terjerumus dalam kerugian.
-
oh ya! kalo kalian mau tau, dulu saya orang yang tidak suka membaca, cuek, tidak perduli dengan orang-orang yang ada dilingkungan saya yaa pokonya gitu deh; dan kalo pun membaca paling hanya baca buku pelajaran sekolah.:(
-
Nah ini penyakit saya, tapi disamping itu saya masih mempunyai Asa yang saya ingin kejar!.
-
"si pemalas tapi bercita-cita". Lucu bukan? saya bercita-cita ingin bisa masuk universitas atau sekolah tinggi, berharap dikampus bisa seperti ini, bisa seperti itu, dengan terus berangan-angan, tapi masih bisa dikalahkan dengan rasa malas saya. huhu :(
-
Singkat cerita, saya gak bisa masuk ke universitas atau sekolah tinggi yang di dambakan itu karena satu dan hal lainnya, sampai pada saat itu saya mulai berfikir "gimana saya mau bisa berubah menjadi lebih baik, kalo dari diri sendirinya saja tidak ada dorongan untuk berubah tepatnya merubah kemalasan saya.
-
Mulai ada keinginan dari hati untuk merubah pola fikir dan pola hidup,. mulai dari kedisiplinan saya, menjaga waktu, mulai sering membaca, lebih banyak berbaur dengan orang-orang yang bisa memberikan energi positif yang bisa memberi motivasi dan inspirasi dan pastinya yang bisa membawa pada jalan yang Allah ridhoi.
-
Meskipun dalam hal membaca masih saja tetap tidak suka membaca, padahal dengan membaca bisa membuka jendela dunia.
-
tapi.. Setelah lulus dari MA, saya pending dulu satu tahun cita-cita saya yang ingin nerusin pendidikan ke jenjang selanjutnya, dengan alasan saya harus kerja dulu nyari biaya buat lanjutin kuliah. selain itu saya mengajar juga disala satu madrasah diniyyah yang jaraknya lumayan agak jauh dari tempat tinggal saya.
-
di waktu yang tak direncanakan tiba-tiba saya direkomendasikan oleh guru saya untuk masuk ke sala satu sekolah tinggi di kota bandung, tepatnya di Mahad Alimarat, salah satu ma'had dengan basic bahasa Arab. padahal saya gak ada niatan ingin masuk kejurusan yang berbahasa Arab dan tidak pernah terfikirkan untuk masuk ke mahad Imarat. dan jujur saja saya memang tidak suka dengan mata pelajaran Bahasa Arab. Tapi karena itu rekomendasi dari guru saya, mau tidak mau saya harus menerimanya.
-
Singkat cerita saya masuk ke Mahad Alimarat dan diterima di mustawa awwal (level 1).
Satu semester belajar di Mahad Alimarat, mulai beradaptasi merasa nyaman, betah, bahagia. intinya lebih bisa menerima dengan senang hati.
Alhamdulillah, bersyukur saya bisa meneruskan pendidikan saya meskipun harus pending satu tahun dulu.
Tapi tetap, saat itu masih terasa seperti itu-itu saja, tidak ada nilai yang signifikan, masih belum ada keberanian dalam diri saya supaya bisa lebih aktif di kelas/kampus bahkan harapan-harapan yang saya angan-angankan semasa dibangku MA dulu masih belum bisa terealisasikan.
-
Sampai pada akhirnya, saya menemukan Hikmah selakigus taufiq dari Allah bagi diri saya, lewat pelantara rekomendasi guru saya. Dan menjawab pertanyaan saya "kenapa pada akhirnya saya harus memilih masuk ke Mahad Alimarat"??.
-
Di Imarat Allah pertemukan saya dengan orang-orang yang belum pernah saya temukan sebelumnya, semasa saya dibangku sekolah dulu.
-
mereka adalah orang-orang yang bisa membantu saya bangkit dari keterpurukan saya, memalingkan dari ketidak perdulian saya menjadi rasa keingin tahuan, membantu saya berpaling dari rasa malas saya, meskipun malas itu sudah fitrahnya manusia tapi itu tidak boleh tertanam di dalam jiwa. Bersama mereka di sebuah organisasi yang bernama Himpunan Mahasiswi PERSIS (Himi persis) Alimarat.
-
saya menyebut organisasi ini dengan sebutan rumah. disini ini saya dididik, dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, pribadi yang bisa lebih menghargai waktu, pribadi yang haus akan ilmu, disiplin, dan suka akan literasi. lewat organisasi kemahasiswaan ini juga saya diasah dari segi mental keberanian, kemilitansian dan ke loyalitasan diri. dirumah ini juga saya diajarkan untuk lebih mencintai mengasihi sesama dan bisa mengabdikan diri bagi keluarga khususnya dan masyarkat umumnya.
-
Pengalaman-pengalaman berharga saya dapatkan di setiap kebersamaan bersama mereka di"rumah" ini. "Rumah" kedua saya. Semenjak bergabung dengan organisasi ini Alhamdulillah mulai ada dorongan kuat untuk menjadikan pribadi menjadi lebih baik lagi, mulai suka membaca buku, menulis, semangat berlajar, dan hal lainnya. mulai berani berbicara di depan umum dan mahasiswa lainnya, berdiskusi dengan yang lainnya bahkan untuk berdiskusi bersama ustadzah pun mulai ada keberanian. Apalagi ketika saya diamanahi tugas yang berat di himi persis ini saya harus terus belajar dan lebih memperdalam pengetahuan juga pengalaman saya, agar saya bisa menjalankan amanah yang sedang diemban di himi persis alimarat ini.
-
dan sampai saat ini saya masih dalam proses memperbaiki pribadi saya.
Dari Mahad Alimarat juga saya bisa masuk di jurusan yang saya inginkan. yah, dimahad ini saya dikasih kesempatan bisa belajar bersama mahasiswa yang lainnya yang mengambil program studi komunikasi penyiaran islam (KPI). waktu dipending satu tahun dan gak bisa melanjutkan pendidikan, saya sempat berputus asa dan mulai mengubur harapan saya yang ingin mengambil jurusan KPI ini. Saya mulai berusaha memfokuskan belajar Bahasa Arab, Namun atas kehendak dan izin Allah semua yang saya targetkan dan harapkan satu persatu terijabah ditempat yang saya pijaki sekarang dalam bertholabul ilmi Alhamdulillah 'alaa kulli haal.. :)
-
dan Satu yang saya tanamkan dalam diri dan hati saya, bahwa setiap pribadi masing-masing dari kita, berhak untuk berubah dan terus berproses untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S Ar-Ra'd ayat 11
"Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" .
teruslah Mengejar Asa...
Kenapa Harus Mahad Alimarat ?
Assalammu'alaikum wr.wb.
hai.. pekenalkan saya nafisha Addien, biasa dipanggil Dien. di awal tahun ini tepatnya ditahun 2020 ini saya mencoba membuka lembaran baru, dengan mencoba mengasah kemampuan dalam segi menulis. oh iya ini blog pertama saya lho hhe. sebenarnya saya kurang suka menulis sih.. dan kurang PD juga :D.. tapi ntahlah.. gak tau kenapa kali ini saya sedang tertarik buat tekunin potensi menulis ini.. dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi yang lainnya juga dari apa yang saya tulis.
so, ini kisah ku! :)
-
-
bermula dari saya yang masih duduk dibangku Madrasah Aliah (MA), saya selalu berangan-angan dan bertekad bahwa setelah lulus dari MA, saya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau lebih tepatnya ingin ke sekolah tinggi agama islam persatuan islam (STAIPI) dan mengambil jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
-
Selain itu saya selalu berangan-angan setelah berhasil masuk kuliah disana, saya ingin menjadi mahasiswi yang aktif di semua kegiatan kampus atau bisa dibilang ingin jadi aktivis kampus, soalnya saya tidak mau hanya sekedar menjadi mahasiswi kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang) begitulah kata orang hehe
-
Saya berharap bisa menjadi mahasiswi yang aktif dikelas saat belajar, aktif terjun ke masyarakat, bisa bermanfaat bagi sesama terutama bagi agama dan negara. Itulah harapan-harapan yang ada di benak saya saat itu, karena ketika masih dibangku MA, bisa dibilang saya tipe pribadi yang introvert, yang tidak mempunyai keberanian bahkan untuk sekedar mengacungkan tangan untuk bertanya kepada gurupun saya tidak berani. :( Maka dari itu saya selalu berharap semoga ketika sudah di bangku kuliah saya bisa merubah pribadi saya (tentunya menjadi lebih baik lagi).
-
Selain saya tidak punya keberanian di kelas, saya juga pemalas, :'(:'( penyakit malas (tapi bukan malas dalam segala hal yaa hehe). rasa malas yang selalu menghampiri, wajar sih malas itu fitrahya manusia tapi ketika kita tak pandai mengolah rasa fitrah itu, bisa jadi kita terjerumus dalam kerugian.
-
oh ya! kalo kalian mau tau, dulu saya orang yang tidak suka membaca, cuek, tidak perduli dengan orang-orang yang ada dilingkungan saya yaa pokonya gitu deh; dan kalo pun membaca paling hanya baca buku pelajaran sekolah.:(
-
Nah ini penyakit saya, tapi disamping itu saya masih mempunyai Asa yang saya ingin kejar!.
-
"si pemalas tapi bercita-cita". Lucu bukan? saya bercita-cita ingin bisa masuk universitas atau sekolah tinggi, berharap dikampus bisa seperti ini, bisa seperti itu, dengan terus berangan-angan, tapi masih bisa dikalahkan dengan rasa malas saya. huhu :(
-
Singkat cerita, saya gak bisa masuk ke universitas atau sekolah tinggi yang di dambakan itu karena satu dan hal lainnya, sampai pada saat itu saya mulai berfikir "gimana saya mau bisa berubah menjadi lebih baik, kalo dari diri sendirinya saja tidak ada dorongan untuk berubah tepatnya merubah kemalasan saya.
-
Mulai ada keinginan dari hati untuk merubah pola fikir dan pola hidup,. mulai dari kedisiplinan saya, menjaga waktu, mulai sering membaca, lebih banyak berbaur dengan orang-orang yang bisa memberikan energi positif yang bisa memberi motivasi dan inspirasi dan pastinya yang bisa membawa pada jalan yang Allah ridhoi.
-
Meskipun dalam hal membaca masih saja tetap tidak suka membaca, padahal dengan membaca bisa membuka jendela dunia.
-
tapi.. Setelah lulus dari MA, saya pending dulu satu tahun cita-cita saya yang ingin nerusin pendidikan ke jenjang selanjutnya, dengan alasan saya harus kerja dulu nyari biaya buat lanjutin kuliah. selain itu saya mengajar juga disala satu madrasah diniyyah yang jaraknya lumayan agak jauh dari tempat tinggal saya.
-
di waktu yang tak direncanakan tiba-tiba saya direkomendasikan oleh guru saya untuk masuk ke sala satu sekolah tinggi di kota bandung, tepatnya di Mahad Alimarat, salah satu ma'had dengan basic bahasa Arab. padahal saya gak ada niatan ingin masuk kejurusan yang berbahasa Arab dan tidak pernah terfikirkan untuk masuk ke mahad Imarat. dan jujur saja saya memang tidak suka dengan mata pelajaran Bahasa Arab. Tapi karena itu rekomendasi dari guru saya, mau tidak mau saya harus menerimanya.
-
Singkat cerita saya masuk ke Mahad Alimarat dan diterima di mustawa awwal (level 1).
Satu semester belajar di Mahad Alimarat, mulai beradaptasi merasa nyaman, betah, bahagia. intinya lebih bisa menerima dengan senang hati.
Alhamdulillah, bersyukur saya bisa meneruskan pendidikan saya meskipun harus pending satu tahun dulu.
Tapi tetap, saat itu masih terasa seperti itu-itu saja, tidak ada nilai yang signifikan, masih belum ada keberanian dalam diri saya supaya bisa lebih aktif di kelas/kampus bahkan harapan-harapan yang saya angan-angankan semasa dibangku MA dulu masih belum bisa terealisasikan.
-
Sampai pada akhirnya, saya menemukan Hikmah selakigus taufiq dari Allah bagi diri saya, lewat pelantara rekomendasi guru saya. Dan menjawab pertanyaan saya "kenapa pada akhirnya saya harus memilih masuk ke Mahad Alimarat"??.
-
Di Imarat Allah pertemukan saya dengan orang-orang yang belum pernah saya temukan sebelumnya, semasa saya dibangku sekolah dulu.
-
mereka adalah orang-orang yang bisa membantu saya bangkit dari keterpurukan saya, memalingkan dari ketidak perdulian saya menjadi rasa keingin tahuan, membantu saya berpaling dari rasa malas saya, meskipun malas itu sudah fitrahnya manusia tapi itu tidak boleh tertanam di dalam jiwa. Bersama mereka di sebuah organisasi yang bernama Himpunan Mahasiswi PERSIS (Himi persis) Alimarat.
-
saya menyebut organisasi ini dengan sebutan rumah. disini ini saya dididik, dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, pribadi yang bisa lebih menghargai waktu, pribadi yang haus akan ilmu, disiplin, dan suka akan literasi. lewat organisasi kemahasiswaan ini juga saya diasah dari segi mental keberanian, kemilitansian dan ke loyalitasan diri. dirumah ini juga saya diajarkan untuk lebih mencintai mengasihi sesama dan bisa mengabdikan diri bagi keluarga khususnya dan masyarkat umumnya.
-
Pengalaman-pengalaman berharga saya dapatkan di setiap kebersamaan bersama mereka di"rumah" ini. "Rumah" kedua saya. Semenjak bergabung dengan organisasi ini Alhamdulillah mulai ada dorongan kuat untuk menjadikan pribadi menjadi lebih baik lagi, mulai suka membaca buku, menulis, semangat berlajar, dan hal lainnya. mulai berani berbicara di depan umum dan mahasiswa lainnya, berdiskusi dengan yang lainnya bahkan untuk berdiskusi bersama ustadzah pun mulai ada keberanian. Apalagi ketika saya diamanahi tugas yang berat di himi persis ini saya harus terus belajar dan lebih memperdalam pengetahuan juga pengalaman saya, agar saya bisa menjalankan amanah yang sedang diemban di himi persis alimarat ini.
-
dan sampai saat ini saya masih dalam proses memperbaiki pribadi saya.
Dari Mahad Alimarat juga saya bisa masuk di jurusan yang saya inginkan. yah, dimahad ini saya dikasih kesempatan bisa belajar bersama mahasiswa yang lainnya yang mengambil program studi komunikasi penyiaran islam (KPI). waktu dipending satu tahun dan gak bisa melanjutkan pendidikan, saya sempat berputus asa dan mulai mengubur harapan saya yang ingin mengambil jurusan KPI ini. Saya mulai berusaha memfokuskan belajar Bahasa Arab, Namun atas kehendak dan izin Allah semua yang saya targetkan dan harapkan satu persatu terijabah ditempat yang saya pijaki sekarang dalam bertholabul ilmi Alhamdulillah 'alaa kulli haal.. :)
-
dan Satu yang saya tanamkan dalam diri dan hati saya, bahwa setiap pribadi masing-masing dari kita, berhak untuk berubah dan terus berproses untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S Ar-Ra'd ayat 11
"Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" .
teruslah Mengejar Asa...
Komentar
Posting Komentar